Risiko yang dapat menyebabkan penyimpangan tingkat
pengembalian investasidapat dikelompokan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Systematic risk
Systematic risk disebut
juga risiko pasar karena berkaitan dengan perubahaan yang terjadi di pasar
secara keseluruhan, risiko ini terjadi karena kejadian diluar kegiatan
perusahaan, seperti :
- Risiko inflasi
Inflasi akan mengurangi daya beli
uang sehingga tingkat pengembalian setelah disesuaikan dengan inflasi dapat
menurunkan hasil dari investasi tersebut.
- Risiko nilai tukar mata uang (kurs)
Perubahan nilai investasi yang
disebabkan oleh nilai tukar mata uang asing menjadi risiko dalam investasi.
- Risiko tingkat suku bunga
Jika suku bunga naik maka return investasi yang terkait dengan
suku bunga, misalnya suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) akan naik ini
dapat menarik minat investor saham untuk memindahkan dana ke Sertifikat Bank
Indonesia, sehingga banyak yang akan menjual saham dan harga saham akan turun
oleh karena itu perubahan suku bunga akan mempengaruhi variabelitas return
suatu investasi.
Systematic risk disebut juga
undiversible risk karena risiko ini tidak dapat dihilangkan atau diperkecil
melalui pembentukan portofolio.
2. Unsystematic risk
Unsystematic risk merupakan
risiko spesifik perusahaan karena tergantung dari kondisi mikro perusahaan.
Contoh unsystematic risk antara lain : risiko industri, operating laverage risk dan lain-lain. Risiko ini dapat
diminimalkan dengan melakukan diversifikasi investasi pada banyak sekuritas
dengan pembentukan portofolio, unsystematic
risk disebut juga diversible
risk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar